Laporan Rangkaian OP-AMP
LAPORAN
PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRIK
MODUL
: 4
RANGKAIAN OP-AMP
NAMA : Hasnan Habib
Jauhari, Hanif Mugi Laksono
NIM : 1157070037, 1157070016
KELAS : 3A
HARI, TGL : Selasa, 15 November 2016
WAKTU : 12.40-14:20 WIB
DOSEN/ASISTEN : AZWAR MUDZAKIR, ST
LABORATORIUM
TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2016
Modul 4
RANGKAIAN OP-AMP
Hasnan Habib Jauhari
(1157070037) dan Hanif Mugi Laksono (1157070036)
SELASA, 15 NOVEMBER 2016
Email :
hasnanmail@gmail.com dan hanifmugil@gmail.com
Dosen/Asisten : Azwar Mudzakir Ridwan, ST
I. Pendahuluan
Abstract
Telah
dilakukan percobaan dengan judul “Penguat Operasional (OP-AMP)” dengan tujuan
mengenal fungsi setiap kaki dari sebuah IC Operasional Amplifier, menggunakan
OP-Amp sebagai penguat inverting dan penguat non inverting, menghitung besar
penguatan berdasarkan percobaan. Operational Amplifier atau di singkat op-amp
merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai
aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp yang paling sering dipakai
antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan
differensiator.
Index Terms— IC, Operational Amplifier, Analog.
Operational
Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang
sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp
yang paling sering dipakai antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter,
integrator dan differensiator. Pada pokok bahasan kali ini akan dipaparkan
beberapa aplikasi op-amp yang paling dasar, yaitu rangkaian penguat inverting,
non-inverting differensiator dan integrator. Penguat operasional (operational
amplifier) atau yang biasa disebut op-amp merupakan suatu jenis penguat
elektronika dengan hambatan (coupling) arus searahyang memiliki bati (faktor
penguatan) sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran. Penguat
diferensial merupakan suatu penguat yang bekerja dengan memperkuat sinyal yang
merupakan selisih dari kedua masukannya. Penguat operasional pada umumnya
tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang paling banyak digunakan adalah
rangkaian seri. Penguat operasional dalam bentuk rangkaian terpadu memiliki
karakteristik yang mendekati karakteristik penguat operasional ideal tanpa
perlu memperhatikan apa yang terdapat didalamnya.
1) Mempelajari penggunaan opertional amplifier.
2) Mempelajari rangkaian-rangkaian standar operational
amplifier.
II. Teori
Dasar
Prinsip
kerja Operational Amplifier (Op-Amp) adalah dengan membandingkan nilai kedua
input (input inverting dan input non-inverting). Intinya jika kedua input
bernilai sama maka output Op-amp tidak ada atau sama dengan Nol dan apabila
terdapat perbedaan nilai input keduanya maka output Op-amp akan memberikan
tegangan output. Operasional amplifier
merupakan bentuk rangkaian terpadu yang terdiri dari perpaduan
komponen-komponen elektronika, seperti transistor, resistor dan kapasitor yang
dibuat dalam bentuk chip IC ( Integrated Circuit). Op-Amp pada dasarnya
merupakan sebuah blok komponen yang sederhana, yang mempunyai dua masukkan dan
satu keluaran. Op-Amp juga merupakan sebuah penguat arus dengan gain
(penguatan) tinggi, tetapi dengan menggunakan kopling kapasitif yang tepat,
Op-Amp dapat diaplikasikan pada berbagai macam rangkaian penguat arus bolak
balik.
Penguat
non inverting ini hamper sama dengan rangkaian inverting hanya perbedaannya
adalah terletak pada tegangan inputnya dari masukan non inverting. Penguat tak
membalik (Non Inverting Amplifier) merupakan penguat sinyal dengan karakteristik dasar sinyal output yang
dikuatkan memiliki fasa yang sama dengan sinyal input.
1. Alat dan
Bahan
1) Software
2) Modul perangakat praktikum Op-Amp Invverting dan Non-Inverting
3) IC 741, Resistor Ra 10K, Rf 100K
4) AVO Meter
5) Generator Sinyal
6) Osiloskop
7) Kabel penhubung
2.1 Percobaan 1
1) Susunlah rangkaian sesuai dengan modul 4
2) Perhatikan datasheet IC 741
3) Hubungkan pin-pin tegangan pada power supply sesuai dengan datasheet
4) Hubungkan pin 2 dengan Ra dan pin 3 pada ground
5) Hubungkan pin 2 dan oin 6 dengan Rf
6) Mintalah kepada pembimbing praktikum untuk memeriksa rangkaian yan
telah disusun. Jika rangkaian sudah benar, hidupkan power supply
7) Hubugkan Vin dengan generator sinyal dan Output dengan osiloskop, atur
tegangan generator sinyal dari 10mV, 200mV, dan 500mV dengan frekuensi 1KHz
8) Hasil pengamatn ditulis pada lembar data
9) Bentuk sinyal input dan output digambarkan
10) Ketika percobaan selesai catu daya dimatikan.
2.2 Percobaan 2 Rangkaian RL
1) Susunlah rangkaian sesuai dengan modul 4
2) Perhatikan datasheet IC 741
3) Hubungkan pin-pin sesuai dengan rangkaian, dan pin 4 dan pin 7 pada
power suply
4) Hubugkan Vin dengan generator sinyal dan Output dengan osiloskop, atur tegangan
generator sinyal dari 10mV, 100mV, 200mV, dan 500mV dengan frekuensi 1KHz,
5KHz, dan 10KHz
5) Mintalah kepada pembimbing praktikum untuk memeriksa rangkaian yan
telah disusun. Jika rangkaian sudah benar, hidupkan power supply
6) Percobaan dilakukan seperti percobaan 1 dan hasil pengamatan ditulis
pada lembar data
7) Bentuk sinyal input dan output digambarkan
8) Ketika percobaan selesai catu daya dimatikan.
IV. Hasil
dan Analisis
Data di bawah ini merupakan hasil dari
percobaan praktikum yang telah dilakukan.
1. Percobaan 1
Ra
(ohm)
|
Rf
(ohm)
|
Vin
|
Vout
|
10
K
|
100
K
|
2,61 µV
|
138,5 mV
|
10
K
|
100
K
|
2,61 µV
|
138,5 mV
|
10
K
|
100
K
|
2,61 µV
|
138,5 mV
|
10
K
|
100
K
|
2,61 µV
|
138,5 mV
|
Tabel
1
Gambar 1.1 10mV/1KHz
Gambar 1.2 100mV/1KHz
Gambar 1.3 200mV/1KHz
Gambar 1.4 500mV/1KHz
Analisis
Data:
Pada
percobaan ini telah
didapat resistor yang telah digunakan adalah 1K
dan kapasitor adalah
sebesar 0,1uf. Pada nilai yang didapat oleh osiloskop dan multimeter
tidak konstan atau tidak
tetap maka tidak bisa dipastikan berapa nilai yang dihasilkan. Saat
praktikum yang digunakan frekuensinya hanya 1 variasi dihasilkan nilai yang sama
atau tidak ada perubahan pada Vin dan Vout-nya.
2. Percobaan 2
Ra
(ohm)
|
Rf
(ohm)
|
Vin
|
Vout
|
10
K
|
100
K
|
0,3
V
|
3,58 V
|
10
K
|
100
K
|
0,3
V
|
3,58 V
|
10
K
|
100
K
|
0.3
V
|
3,58 V
|
10
K
|
100
K
|
0,3
V
|
3,58 V
|
Tabel
2
Gambar 2.1 10mV/1KHz
Gambar 2.2 100mV/1KHz
Gambar 2.3 200mV/1KHz
Gambar 2.4 500mV/1KHz
Gambar 2.5 10mV/5KHz
Gambar 2.6 100mV/5KHz
Gambar 2.7 200mV/5KHz
Gambar 2.8 500mV/5KHz
Gambar 2.9 10mV/10KHz
Gambar 2.10 100mV/10KHz
Gambar 2.11 200mV/10KHz
Gambar 2.12 500mV/10KHz
Analisis
data:
Pada percobaan ini telah didapat resistor
yang telah digunakan
adalah
1k dan
kapasitor adalah
sebesar 0,1uf. Pada nilai yang didapat oleh osiloskop dan multimeter
tidak konstan atau tidak
tetap maka tidak bisa dipastikan berapa nilai
yang dihasilkan.
Saat praktikum yang digunakan frekuensinya bervariasi yaitu 1Hz, 5Hz,dan 10Hz dihasilkan
nilai yang sama pada Vin dan Vout-nya.
V. Kesimpulan
Dari percobaan rangakaian DC
yang telah dilakukan ini dapat disimpulkan :
1. Penguat operasional dapat
berfiungsi sebagai penguat membalik (inverting) dan tidak membalik (non
inverting) serta sebagai penguat diferensial.
2. Penguat operasional atau
Op-amp adalah suatu penguat diferensial dengan dua masukan dan satu. keluaran
yang mempunyai penguat tegangan yang amat tinggi.
3. Kestabilan komponen dalam
rangkaian sangat berpengaruh terhadap suatu hasil pengamatan.
VI. Daftar Pustaka
1) Wijaya Hendri, 2009, OP-AMP. Jakarta.
http://hendri015.blogspot.com/p/op-amp.html (diakses pada tanggal 21 November
2016 pada pukul 19:52 WIB)
2) Plant, Malcolm. 2009. Teknik Dasar Elektronika .Bandung: PT
Intan Sejati
.
0 Response to "Laporan Rangkaian OP-AMP"
Post a Comment